LAUT YANG TENANG TAK AKAN MENGHASILKAN PELAUT YANG TANGGUH

Thursday, April 24, 2014

Lelaki Dengan Rindu yang Menderu

suatu kali kau bernyanyi tentang lagu selamat jalan

lalu aku bertanya, apakah rindu itu seperti perahu

bersipacu membunuh waktu atau tertambat sekujur waktu?

lalu kau menangis di bahuku sambil berbisik:

“aku hanya ingin menjadi kuda laut di hidup dan matimu”


kita memang dua aras pada penghujung tiaptiap musim

seperti barat dan timur yang mencipta angin muson

bagi para nelayan dan bajak laut mengendarai angin

menembus jarak menebus harap.berharap dekap

lalu di dipan kau rebahkan gelagat paling hasrat

“aku padamu tiada lagi berpaling alamat” desahmu melambat


suatu kali kau pernah bertanya padaku tentang makna pelayaran

lalu kunyanyikan sebuah lagu tentang lelaki dan rindu pada perempuan

tentang bulan yang merapuh di ujung malam dan lelaki di ujung tualang

adakah kesempatan buat kita untuk saling menitip salam dan selamat datang?

pada ketika itu. kita tahu anak ikan di keramba rahimmu menunggu waktu

meminta nama dari lelaki yang menanam benih sembilan bulan berlalu


selalu ada jalan untuk pulang demi cinta yang alang kepalang.sayangku

seperti rindu pada puisi terakhir yang kukirim sebulan lalu

teruslah begitu dengan cinta yang sama kita tahu sebab aku lelakimu

pantang berpulang kalau tidak ke dalam pelukan. rinduku menderu


DINO UMAHUK 


Ternate,  13 April 2014

0 komentar:

Bale Ka Atas

 
abis baca komentar sadiki jua | biar katong baku kanal | salam hangat | par dong samua