LAUT YANG TENANG TAK AKAN MENGHASILKAN PELAUT YANG TANGGUH

Tuesday, February 25, 2014

75. PEMUDA YANG BANYAK BICARA

Seorang pemuda yang sedang jatuh cinta berusaha selama berbulan-bulan untuk mengambil hati pujaannya, namun gagal. Ia merasa sakit hati karena ditolak. Namun akhirnya si jantung-hati menyerah. 'Datanglah di tempat anu pada jam anu,' katanya.
Pada waktu dan di tempat anu tersebut, akhirnya si pemuda sungguh jadi duduk bersanding dengan jantung-hatinya. Lalu ia merogoh saku dan mengeluarkan seberkas surat-surat cinta, yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, sejak ia mengenal si jantung-hati. Surat-surat itu penuh kata-kata asmara, mengungkapkan kerinduan hatinya dan hasratnya yang membara untuk mengalami kebahagiaan karena dipersatukan dalam cinta. Ia mulai membacakan semua suratnya itu untuk jantung hatinya. Berjam-jam telah lewat, namun ia masih juga terus membaca.
Akhirnya si jantung hati berkata:
'Betapa bodoh kau! Semua suratmu hanya tentang aku dan rindumu padaku. Sekarang aku disini, bahkan duduk disampingmu. Dan kamu masih juga membacakan surat-suratmu yang membosankan itu!'
'Inilah aku, duduk di sampingmu,' sabda Tuhan kepada penyembahnya, 'dan engkau masih juga berpikir-pikir tentang Aku di dalam benakmu, berbicara tentang Aku dengan mulutmu, dan membaca tentang Aku dalam buku-bukumu. Kapankah engkau akan diam dan mulai menghayati kehadiranKu?'



burung berkicau : Anthony de Mello SJ
Share
Read more »

Friday, February 21, 2014

Musyawarah Gugusdepan & Musyawarah Gugusdepan Luar biasa




Pengertian
  1. Musyawarah Gugusdepan adalah forum tertinggi Gerakan Pramuka di Gugusdepan.
  2. Musyawarah Gugusdepan diadakan sekali dalam tiga tahun.
  3. Apabila terjadi hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, dapat diselenggarakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
  4. Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya oleh dua pertiga jumlah orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan.
  5. Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Pembina Gugusdepan atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah orang yang berhak menghadiri Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, yang harus diajukan secara tertulis kepada pembina Gugusdepan dengan disertai alasan yang jelas.
  6. Selambatnya satu bulan setelah usul tertulis diterima, Pembina Gugusdepan wajib mengadakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
Peserta
  1. Peserta Musyawarah  Gugusdepan  terdiri atas para pembina Gugusdepan, para Pembantu Pembina Gugusdepan, perwakilan Dewan Ambalan, perwakilan Dewan Racana dan Perwakilan Majelis Pembimbing Gugusdepan.
  2. Setiap peserta yang hadir pada Musyawarah Gugusdepan memiliki satu hak suara.

Acara Musyawarah Gugusdepan

1.   Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah:
  • Pertanggungjawaban Ketua Gugusdepan selama masa bakti termasuk pertanggungjawaban keuangan.
  • Menetapkan rencana kerja Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya.
  • Memilih Ketua Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya.
  • Pelantikan Ketua Gugusdepan terpilih oleh Ketua Sidang Musyawarah Gugusdepan.
2.   Acara pertanggungjawaban Ketua Gugusdepan termasuk pertanggungjawaban keuangan
      harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum acara yang lain dilaksanakan.
 3.  Pertanggungjawaban keuangan Gugusdepan disusun dengan bantuan seorang ahli administrasi
      keuangan.

Pemilihan Ketua Gugusdepan
  1. Musyawarah Gugusdepan memilih dan menetapkan Ketua Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya.
  2. Ketua Gugusdepan menyampaikan nama-nama calon yang akan ikut dalam pemilihan Ketua Gugusdepan kepada semua yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan.
  3. Ketua Gugusdepan yang lama dapat dipilih kembali.
  4. Ketua Gugusdepan lama berstatus demisioner sejak terpilihnya Ketua Gugusdepan yang baru sampai dengan pengesahan Ketua Gugusdepan yang baru tersebut. Selama berstatus demisioner bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Penyampaian Usul dan Materi Musyawarah Gugusdepan
  1. Penyampaian usul dan materi musyawarah Gugusdepan dari peserta harus diajukan secara tertulis kepada Ketua Gugusdepan selambat-lambatnya satu bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan.
  2. Selambat-lambatnya dua minggu sebelum pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan Ketua Gugusdepan harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Gugusdepan dan menyampaikan kepada semua orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan.
  3. Penyampaian usul dan materi Musyawarah Gugusdepan diatur oleh Ketua Gugusdepan.
Pimpinan Musyawarah Gugusdepan
  1. Musyawarah Gugusdepan dipimpin oleh pimpinan sidang yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan.
  2. Pimpinan Sidang Musyawarah Gugusdepan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Pembina.
Pengambilan Keputusan Musyawarah Gugusdepan
  1. Keputusan Musyawarah Gugusdepan dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
  2. Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara pemungutan suara dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih dari setengah jumlah suara yang hadir.
  3. Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tidak langsung dan rahasia.
  4. Keputusan Musyawarah Gugusdepan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang, Ranting serta Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang, Ranting.


Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Share
Read more »

Lambang Satuan Karya Bhayangkara





Bentuk
Lambang Saka Bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan panjang masing-masing sisi 5 cm

Isi
Isi lambang Saka Bhayangkara terdiri atas :
1.   Gambar lambang kepolisian republik indonesia, terdiri atas :
      a.      Perisai, dengan ukuran gambar :
               1)    sisi atas    = 3,5 cm
               2)    sisi miring    = 1 cm
               3)    sisi miring atas kanan    = 1 cm
               4)    garis tegak tinggi    = 8 cm
               5)    garis tengah mendatar    = 8 cm
      b.      Bintang tiga, masing-masing dengan garis tengah 0,5 cm
      c.      Obor, dengan ukuran gambar :
               1)      Tangki panjang    = 1,5 cm
               2)      Tinggi nyala api    = 1 cm
2.  Gambar lambang Gerakan Pramuka, berupa dua buah tunas kelapa dan simetris, dengan ukuran :
     a.      Garis tengah kelapa    = 1 cm
     b.      Tinggi tunas    = 2 cm
     c.       Panjang akar    = 0,5 cm
3.  Tulisan dengan huruf besar yang berbunyi Saka Bhayangkara

warna
1.       Warna dasar lambang Saka Bhayangkara merah
2.      Warna dasar perisai bagian atas kuning dan bagian bawah hitam
3.       Warna tunas kelapa kuning tua
4.      Warna obor :
          a.      Nyala api merah
          b.      Tangkai obor bagian bawah putih
          c.      Tangkai obor bagian atas hitam dan ditengahnya ada garis putih
5.       Warna tiga bintang kuning tua
6.       Warna tulisan hitam
7.       Warna bingkai hitam dan lebar bingkai 0,5 cm

Arti kiasan lambang Saka Bhayangkara
1.       Bentuk segi lima melambangkan falsafah pancasila
2.       Bintang tiga dan perisai melambangkan tribata dan catur prasetya sebagai kode etik
          kepolisian negara RI
3.       Obor melambangkan sumber terang sejati
4.       Api yang cahayanya menjulang tiga bagian melambangkan triwikrama
          (tiga pancaran cahaya), yaitu :
          a.      Kesadaran
          b.      Kewaspadaan (kewaskitaan)
          c      Kebijaksanaan
5.       Tunas kelapa menggambarkan Lambang Gerakan Pramuka dengan segal arti kiasannya
6.       Keseluruhan lambang Saka Bhayangkara itu mencerminkan sikap laku dan dan perbuatan
          anggota Saka Bhayangkara yang aktif berperan serta membantu usaha memelihara dan
          membina tertib hukum dan ketentraman masyarakat, guna mewujudkan keamanan dan   
          ketertiban masyarakat, yang mampu menunjang keberhasilan pembangunan, serta mampu
          menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila
          dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Pemakaian1.       Lambang Saka Bhayangkara digunakan antara lain untuk lencana Saka Bhayangkara
          yang digunakan oleh anggota Dewan Saka, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida,
          Instruktur, Pamong Saka dan Pimpinan Saka Bhayangkara pada waktu mengikuti kegiatan
          yang berkaitan dengan Saka Bhayangkara (contoh gambar dan ukuran lihat lampiran)
2.       Lencana Saka Bhayangkara dikenakan dilengan baju sebelah kiri pakaian seragam pramuka
3.       Tanda pengenal Saka Bhayangkara
           a.  Tanda pengenal satuan karya bhayangkara, disingkat tanda Saka Bhayangkara
                yang bentuk, gambar, ukuran, dan warnanya dituangkan dalam bab.IX tentang lambang
           b.  Tanda Saka Bhayangkara ini hanya untuk anggota Saka Bhayangkara, Dewan Saka,
                Pemimpin Krida, Pamong Saka, Instruktur dan Pimpinan Saka Bhayangkara dan
                pemakaiannya hanya pada waktu mengikuti kegiatan yang ada kaitannya dengan
                Saka Bhayangkara         
           c.  Tanda Saka Bhayangkara dikenakan pada seragam pramuka dilengan sebelah kiri

Tanda pengenal krida Saka Bhayangkara :
1.      Tanda pengenal krida Saka Bhayangkara, disingkat tanda krida Saka Bhayangkara
          berbentuk segi empat dengan ukuran 4x4 cm dengan gambar dan tulisan menurut
          bidang kegiatan krida masing-masing dalam Saka Bhayangkara
2)      Tanda krida Saka Bhayangkara dipakai hanya pada waktu kegiatan saka yang
          bersangkutan
3)      Tanda krida Saka Bhayangkara hanya untuk anggota krida yang bersangkutan dan
          tidak untuk pamong instruktur dan pimpinan saka
4)      Tanda krida Saka Bhayangkara dikenakan pada seragam pramuka di lengan sebelah kanan




Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 020 tahun 1991
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bhayangkara
http://ensiklopediapramuka-apps.blogspot.com Share
Read more »

Kwartir Gerakan Pramuka (Pengertian & Kepengurusannya)



Pengertian 
1.   Kwartir adalah pusat pengelolaan Gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif oleh
       pengurus kwartir yang terdiri atas para andalan, dengan susunan sebagai berikut:
  • Seorang Ketua;
  • Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Bidang;
  • Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran kwartir yang lain;
  • Seorang Bendahara;
  • Beberapa orang anggota. 
2.   Ketua Kwartir dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya untuk dua kali masa bakti secara
       berturut-turut.
3.    Ketua Kwartir setidaknya aktif dalam kepengurusan di lingkungan Gerakan Pramuka dalam
       5 tahun terakhir.
4.    Selama pengurus kwartir yang baru hasil musyawarah belum disahkan tim formatur, maka
       pengurus kwartir lama tetap melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan
       mengambil keputusan mengenai hal-hal yang prinsip, seperti:
  • Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga;
  • Menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja;
  • Mengubah struktur organisasi kwartir dan/atau mengadakan alih tugas staf.
5.    Kwartir menetapkan andalan urusan yang dikelompokkan dalam bidang-bidang yang
       bertugas memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan kwartir.
6.    Kwartir mendayagunakan staf pelaksana yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan
       sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpin oleh Sekretaris Pelaksana untuk
       Kwartir Nasional dan kepala kantor untuk jajaran lainnya.
7.    Sekretaris Pelaksana bertangungjawab kepada Sekretaris Jenderal/Kwarnas dan kepala
       kantor bertanggungjawab kepada sekretaris kwartir jajarannya.
8.    Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya Pramuka, setiap kwartir
       membentuk Pimpinan Satuan Karya Pramuka yang Ketuanya secara ex-officio adalah sebagai
       andalan.
9.    Pengurus kwartir terdiri dari unsur pengurus lama dan pengurus baru.
10.  Pengurus kwartir yang merupakan andalan setidaknya aktif dalam kepengurusan kwartir
       dan/atau Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka dalam 5 tahun terakhir.

Pelaksana Harian Ketua Kwartir
Apapabila Ketua Kwartir berhalangan, maka Ketua Kwartir menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk mewakili Ketua Kwartir selaku Pelaksana Harian.

Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu
1.    Pergantian Pengurus Kwartir antar waktu dapat dilakukan, karena:
  • Meninggal dunia;
  • Permohonan sendiri;
  • Hal-hal khusus seperti:
          a)    melanggar hukum;
          b)    melanggar Kode Kehormatan Pramuka;
          c)    tidak sanggup menjalankan tugas.
2.    Mekanisme pergantian pengurus antar waktu:
  • Penggantian Ketua Kwartir antar waktu dilaksanakan melalui musyawarah khusus yang diadakan untuk itu. Musyawarah dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari Ketua atau utusan kwartir di bawahnya dan keputusan penggantian mendapat pesetujuandari 2/3 (dua per tiga) peserta yang hadir;
  • Penggantian pengurus kwartir antar waktu yang lain dilaksanakan melalui rapat pimpinan kwartir yang bersangkutan;
  • Penggantian sebagaimana tersebut pada butir (a) disahkan dengan keputusan presidium atau pimpinan sidang dimaksud;
  • Penggantian sebagaimana tersebut pada butir (b) disahkan dengan surat keputusan dari ketua kwartir yang bersangkutan.

Pengesahan, Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Kwartir
1.    Pengesahan:
  • Ketua Kwartir dipilih oleh Musyawarah, diangkat oleh Presidium dan disahkan dengan surat keputusan Presidium;
  • Pengurus kwartir disusun dan disahkan oleh ketua dan anggota tim formatur dalam berita acara yang ditandatangani oleh anggota tim formatur. 
2.    Pengukuhan:
  • Pengurus Gugusdepan yang terdiri dari Pembina Gugusdepan, Pembina Satuan, Pembantu Pembina Satuan, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Ambalan Penegak, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Racana Pandega, ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Ranting, kecuali Gugusdepan perguruan tinggi dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Cabang serta Gugusdepan di Perwakilan Rebublik lndonesia di luar negeri dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional;
  • Pengurus Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka) yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Majelis Pembimbing Saka dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan;
  • Pengurus Kwartir Ranting yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Andalan, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega ditetapkan dengan Surat Keputusan Camat selaku Ketua Majelis Pembimbing Ranting, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Cabang;
  • d.    Pengurus Kwartir Cabang yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Andalan, ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah;
  • Pengurus Kwartir Daerah yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Andalan, ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional;
  • Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris Jenderal, Bendahara, Andalan, dikukuhkan dengan Surat Keputusan Presiden Republik lndonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional;
  • Anggota Majelis Pembimbing Nasional dikukuhkan dengan Surat Keputusan Presiden Republik lndonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional,
  • Ketua dan anggota Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka tingkat nasional dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional,
  • Ketua dan anggota Majelis Pembimbing Daerah, Majelis Pembimbing Cabang, Majelis Pembimbing Ranting, Majelis Pembimbing Gugusdepan, dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir diatasnya;
  • Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dikukuhkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan.
3.    Pelantikan:
  • Pelantikan kepengurusan dilakukan sesudah pengukuhan;
  • Pelantikan dilakukan dengan mengucapkan Tri Satya dan lkrar;
  • Pelantikan Pembina Pramuka, Pamong Saka, lnstruktur Saka dan Pelatih Pembina Pramuka dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan;
  • Pelantikan pengurus Gugusdepan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting, kecuali Gugusdepan perguruan tinggi dilakukan oleh Ketua Kwartir Cabang dan Gugusdepan di perwakilan Republik lndonesia di luar negeri dilakukan oleh Ketua Kwartir Nasional;
  • Pelantikan Pimpinan Saka dan Majelis Pembimbing Saka dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan;
  • Pelantikan andalan dan pembantu andalan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan;
  • Pelantikan Ketua dan anggota Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir jajaran di atasnya, kecuali untuk Ketua Majelis Pembimbing Nasional yang dijabat oleh Presiden Republik lndonesia dan para anggotanya yang dikukuhkan dan dilantik oleh Presiden Republik lndonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional;
  • Pelantikan Pengurus Dewan Kerja Pramuka dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan;
  • Pelantikan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dilakukan oleh Presiden Republik lndonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka.





Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 203 tahun 2009
Tentang  Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Khususnya pasal : 48, 49, 50 dan 53 Share
Read more »

Berkemah : Penataan Lingkungan & Perlengkapan




Pengantar
  • Kegiatan perkemahan merupakan media pendidikan kepramukaan yang sangat efektif. Karena melalui kegatan ini beragam latihan dapat dilaksanakan dari mulai kedisiplinan, ketahanan fisik, kreativitas, pendidikan di alam terbuka, mempererat kerjasama dan persaudaraan bakti, pengamalan kode kehormatan pramuka, cinta lingkungan, dsb. 
  • Namun demikian untuk mencapai semua kelebihan tersebut di atas,  perkemahan harus dilaksanakan dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik dari semua aspeknya. Perkemahan membutuhkan pengorganisasian kerja, dukungan logistik, perencanaan acara, pemilihan lokasi, pengembangan kreativitas, dan berbagai aspek lainnya secara teliti dan detail.
  • Cara menata lingkungan perkemahan dan juga cara mengadakan perlengkapan perkemahan merupakan salah satu tolok ukur apakah sebuah perkemahan direncanakan dan dikelola dengan baik atau tidak. Lingkungan perkemahan yang kotor dan berantakan serta perlengkapan perkemahan yang serba barang jadi akan mengurangi bobot perkemahan sebagai media pendidikan.

Penataan Lingkungan  

Jumlah dan jenis tenda
Setiap regu dalam sebuah kavling perkemahan hendaknya memiliki tenda induk sebagai tempat tinggal, tenda tenda untuk menyimpan makanan yaitu tenda kecil ternpat menyimpan segala keperluan yang berhubungan dengan makanan: makanan matang, bahan mentah, beras, rempah/bumbu, kayu bakar (bila hujan), dan lain-lain. Tenda makanan didirikan terasing, tertutup rapat; tidak baik makanan disimpan dalam tenda tidur (lebih-lebih yang, sudah matang), dilihat dari segi kesehatan dan kebersihan tenda. Dan tenda makan, yaitu tenda untuk makan semua anggota regu.

Dapur
Perkemahan harus dilengkapi dengan dapur sebagai tempat memasak. Dapur perkemahan ada   bermacam -macam bentuknya, bisa dibuat dari kayu atau kompor yang penting dapat berfungsi     dengan baik untuk masak-memasak.

MCK Sumur
Jika menyelenggarakan perkemahan di bumi perkemahan sarana MCK biasanya sudah tersedia. Yag harus dilakukan adalah ikut serta menjaga kebersihan dan hemat air. Jika perkemahan berlokasi tidak di bumi perkemahan yang tidak memiliki MCK maka pada saat survey harus diidentifikasi dulu agar memudahkan diambil jalan keluarnya.

Tempat sampah
Berkemah merupakan kesempatan yang baik untuk belajar kebersihan dan ketertiban. Perkemahan yang kotor merupakan latihan yang paling buruk bagi pekemah; selain akan mengakibatkan para peserta   tidak sehat, mungkin pemilik tanah yang dipinjami akan berpikir dua kali bila akan mengijinkan dipinjam lagi. Hal-hal seperti itu dapat mencorng nama organisasi.

Pengaturan pembuatan tempat pembuangan sampah, harus sudah jauh-jauh hari dipikirkan dan direncanakan. Pembuatan sudah harus siap pada saat para pekemah tiba (bila para peseta berusia muda), atau harus segera dibuat bersama-sama pembuatan dapur, begitu pekemah (sudah berusia di atas 15 tahun) tiba di perkemahan.

Sampah kering dibakar, yang tidak dapat dibakar dikubur. Namun sampah basah memerlukan perlakuan khusus. Kalau sampah dari dapur banyak maka lubang sampah dibuat sedekat mungkin dari dapur di sebelah bawahnya, tetapi tetap jauh darin tenda tidur). 
Untuk sampah keras, seperti tulang ayam, biji mangga, kulit buah nangka, tempurung/tapas kelapa, sebaiknya ditanam. Bila perkemahan berlangsung lama, lebih baik dibuat lubang sampah yang agak besar, misalnya luas 1 x 1 m dan dalamnya 0,75 m dan senantiasa ditutup dengan taburan tanah hingga tertutup setiap sampah dibuang (seperti kakus kering). Kaleng-kaleng bekas makanan kaleng, dibakar dulu kemudian dipukul-pukul hingga gepeng, baru  dibuang ke lubang sampah.


Untuk sampah basah dibuat lubang tersendiri berukuran luas 0,4 x 0,4 m dan dalamnya 0,8 m. Di atas lubang sampah basah ini ditutupkan anyaman kawat atau tumpukan ranting yang di atasnya lagi  ditimbuni rumput dan daun-daunan. Sampah basah dituang ke atas timbunan saringan tadi, airnya terus ke dalam lubang, bubuk sampahnya menyangkut di saringan. Rumput dan daun-daunan setiap kali diganti dengan yang baru dan yang lama sebaiknya dibakar.

Setiap pekemah harus diajari dan dibiasakan untuk tidak sembarangan membuang sampah, dan bila ada sampah terlihat sudah harus dibiasakan untuk segera memungutnya dan membuangnya ke tempat/lubang sampah. Sementara sebelum banyak dan dibuang ke tempat/lubang sampah, dapat disediakan kantung plastik besar untuk tempat sampah sementara di tenda-tenda. Kantung ini harus dikosongkan setiap hari sebelum pemeriksaan pagi dilakukan. Dengan demikian maka perkemahan akan terbebas dari gangguan lalat, kecoa, dan semut atau tikus.

Perlengkapan Perkemahan
Didalam berkemah hendaknya jangan membawa perlengkapan yang berlebihan dan serba barang jadi. Hal semacam itu memang mudahkan namun tidak memberian ruang kepada peserta perkemahan untuk mengembangkan kreativitas dan kemauan untuk berkarya. Di bawah ini beberaa perlengkapan perkemahan yang bersahaja dan mampu mengembangkan kreativitas dalam pembuatannya.

Jemuran

Karena sudah banyak tali tenda, pekemah biasanya tidak memikirkan lagi perlunya tali jemuran khusus disediakan. Tali-tali tenda itulah kemudian berfungsi pula jadi tali jemuran. Kesannya jadi kurang baik, seperti jemuran di bangunan bertingkat kota Hongkong yang keluar dari setiap jendela. Merusak pandangan! Tali jemuran perlu dibuat tersendiri terpisah dari tali-tali tenda.


Bendera regu dan papan pengumuman


Tiang tenda bagian depan sengaja berfungsi rangkap menjadi tiang bendera regu dan juga tempat menggantungkan papan pengumuman tentang program harian, pembagian kerja, dan sebagainya, yang harus diperhatikan oleh setiap anggota regu. Papan pengumuman dibuat dari tripleks atau karton tebal. Dengan adanya papan pengumuman ini maka pekemah dibiasakan untuk selalu memperhatikan petunjuk; tanpa perlu banyak bicara mereka banyak bekerja.



Rak sepatu
Sepatu pun harus teratur cara menyimpannya agar mudah ditemukan dan sedap dipandang. Sepatu jangan ditaruh di panas matahari, lebih-lebih sepatu kulit, kulit akan mengeras dan rusak serta bagian dalamnya akan melukakan kaki pemakainya, Sepatu yang basah dapat dijemur, tetapi harus dijaga jangan sampai terlalu kering. Lebih baik kering perlahan-lahan di rak sepatu yang ditempatkan di bawah serambi yang teduh).
  
Rak piring
Rak piring pun dapat dibuat oleh pekemah yang rajin, agar piring selalu bersih dan cepat kering tanpa diseka kain bersih. Rak piring ditempatkan dekat dengan dapur atau tenda makan, di bawah sinar matahari, sehingga piring cepar kering dan hama penyakit mati terbakar cahaya matahari.
Tempat menggantungkan muk
Muk, cangkir email, aluminium, atau plastik disimpan secara teratur pula dekat rak piring; kalau pada rak piring sukar menyangtut cangkir-cangkir baru dibuat tersendiri dari cabang pohon.


Lemari dapur
Lemari dapur dibuat dari peti, tempat menyimpan bumbu dan makanan matang yang tahan lama. Kotak daging pun dapat dibuat dari bekas peti jeruk yang harus ditutupi plastik seluruh kotaknya, sedangkan untuk lemari bumbu dan makanan cukup dibuat penutup depan dari plastik. Dengan demikian lalat tidak dapat menghinggapi makanan. Semut demikian pula jangan sampai datang merubungi makanan. Lemari dapur digantungkan pada cabang pohon atau pada palang yang bertiang.


Selokan sekitar tenda
Membuat selokan sekitar tenda harus dimulai dari bagian/permukaan tanah yang tinggi dan memperhitungkan sifat air yang selalu menglir ke tempat yang lebih rendah. Pada saat membuat selokanjangan ada belokan siku yang menghambat aliran air. Letak selokan harus tepat menampung tetesan/curahan air hujan dari atap tenda. Besar dan dalam selokan tergantung dari curah hujan.
Selokan tidak perlu dibuat, bila berkemah saat bukan musim hujan, bila tanah tempat berkemah berpasir, bila kemiringan tanah cukup dan air tidak akan masuk tenda.


Pagar tali  
Batas wilayah "kapling" yang digunakan perkemahan regu perlu ada dan jelas, sehingga yang tidak berkepentingan tidak seenaknya masuk, kalau perlu harus masuk lewat pintu pagar.

Pagar dibuat dari tali dan diikatkan pada tiang-tiang bambu. Tidali perlu kuat, karena tidak dimaksudkan untuk menahan binatang buas atau mencegah pencurian; pagar dibuat. untuk mempertegas wilayah yang digunakan dan menjadi tanggung jawab untuk kebersihannya.

Gapura
Gapura penting untuk menyemarakkan perkemahan selain untuk menandai pintu masuk yangjelas. Dalam perkemahan pasukan, selain gapura regu harus dibuat juga gapura pasukan yang lebih besar. Dalam perkemahan tipe besar adanya kreasi pembuatan aneka gapura memberikan kesan pesta yang meriah. Ingat RT/RK/RW, kantor danlain-lain, menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus berpesta dengan membuat aneka gapura yang indah-indah! Demikian pula di perkemahan.

Serambi tenda
Serambi tenda dibuat untuk berbagai keperluan, seperti menerima tamu, musyawarah regu, omong-omong santai, makan, dan sebagainya. Dengan demikian fungsi tenda untuk tidur dan berbaring tidak diganggu oleh keperluan lain.

Tiang bendera dan tempat upacara
Letaknya di sebelah kanan tenda regu, dipilih tempat yang tidak seluas seperti keperluan untuk upacara dalam perkemahan pasukan atau lebih dari itu. Luas maksimum 8 x 8 m. Tiang bendera setinggi 5,6 m, karena lebar bendera Merah Putih yang dikibarkan 0,8 m x 1,2 m.


Selamat berkemah  dengan sederhana, sehat, kreatif dan bersahaja



Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Buku, Petunjuk Praktis Berkemah, Idik Sulaeman, Gramedia, Jakarta, th. 1983 
http://ensiklopediapramuka-apps.blogspot.com
Share
Read more »

Tongkat Pramuka

Tongkat Pramuka merupakan pelengkap yang berguna bagi seorang pramuka. Tongkat merupakan pertolongan yang tidak ternilai saat pramuka melakukan suatu pendakian atau pengembaraan di daerah yang banyak batu-batunya dan saat berjalan di malam hari.
Selain sebagai kelengkapan bagi seorang pramuka, tongkat mempunyai banyak kegunaan (multiguna), dan tongkat merupakan suatu kebanggaan bagi pramuka, bisa juga disebut sahabat pramuka, hal ini bisa dibuktikan dengan pemberian tongkat pada waktu pelantikan.

Tongkat pramuka adalah kawan bagi setiap anggota pramuka di dalam kehidupan sehari-hari baik dalam tugas, berkemah, perjalanan. Tak dipungkiri lagi, soal kegunaannya yang banyak.
Kegunaan tongkat pramuka diantaranya adalah :
  1. Sebagai tiang tenda/tenda darurat (bivak).
  2. Sebagai tiang bendera.
  3. Sebagai tempat sepatu.
  4. Sebagai alat penghalau hewan liar, misalnya untuk anjing galak.
  5. Untuk menyeberangi selokan (pendek dan dangkal).
  6. Sebagai tiang jemuran.
  7. Untuk membuat tandu (blankar/dragbar).
  8. Untuk membuat jembatan kecil.
  9. Untuk memadamkan api.
  10. Untuk membantu mengukur jarak, tinggi, dsb.
  11. Sebagai kawan diwaktu mendaki.
  12. Sebagai alat berpegang di waktu malam hari, agar tidak mudah tergelincir atau jatuh.
  13. Untuk beristirahat (bisa untuk duduk/dibuat kursi darurat).
  14. Untuk kelengkapan baris berbaris.
  15. Untuk alat bela diri.
  16. Untuk memanjat tembok yang tinggi.
  17. Untuk mengukur dalamnya suatu kolam, dsb.
Oleh karena itu rawatlah tongkatmu dengan sebaik-baiknya, seolah-olah saudaramu sendiri. Ukuran tongkat yang baik adalah 160 cm (agar bermanfaat bila digunakan untuk tandu). Tetapi menurut baden-powell, tongkat itu sebaiknya setinggi hidung masing-masing pandu.

Tongkat pramuka merupakan pelengkap yang berguna bagi seorang pramuka. Tongkat merupakan pertolongan yang tak ternilai saat pramuka melakukan suatu pendakian atau pengembaraan di daerah yang banyak batu-batunya dan saat berjalan di malam hari.
Tongkat juga dapat di ukir atau ditandai oleh bermacam-macam tanda, yang mengingatkan kita pada berbagai peristiwa penting.

Tongkat yang baik itu biasanya terbuat dari bahan yang kuat, kayu atau bamboo (lebih kuat karena kuat), dan dicat dengan warna-warna yang menarik. Tongkat juga sebaiknya diberi tanda-tanda dalam beberapa ukuran (1 meter, 50 cm, 10 cm, 5 cm dan 1 cm) yang dapat dipergunakan untuk mengukur (membandingkan). Tongkat-tongkat juga disusun dengan bantuan tali dan ikatan untuk membuat jembatan ringan (kecil), rangka gubuk atau tiang bendera.

Tongkat
Tongkat dalam kehidupan manusia banyak manfaatnya , tonkat sudah di kenal sejak peradaban manusia ada di muka bumi, yang terpenting tongkat bisa bermanfaat untuk
manusia tergantung pada niat manusia itu sendiri.

Tongkat pernah mendampingi Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Isa AS, Nabi Besar Ummat Islam Muhammad Saw, dan para nabi lainya. Serta hampir semua manusia pernah menggunakan atau berhubungan dengan tongkat.

Ukuran tongkat pun beraneka ragam tergantun keperluan pemakaian, ada yang berukuran
2 meter, 70 cm, dsb, bahan sang tongkat pun beraneka ragam pula ada yang terbuat dari kayu, bambu, bhan logam, dan bahan lain-lainnya.

Manfaat sang tongkat pun tergatung juga kepada pemakaian, ada yang dipakai sipat darurat, kesehatan dan sebagai ciri atau kedudukan seseorang, perlengkapan upacara, atau untuk sekedar alat penambah kepercayaan diri. Tongkat darurat misalnya untuk mengambil buah jambu pada dahan yang sukar dijangkau oleh tangan, dibuat tanda, dibuat pikulan, dsb. Untuk kesehatan, contoh tongkat berukuran kecil; akupuntur refleksi, senam tongkat, dll. Tongkat juga dapat dipergunakan untuk menggantungkan bendera, panji-panji, pataka, dwaja, sempa, dll. Tongkat yang di pergunakan untuk ciri atau kedudukan atau jabatan, contoh : tongkat panglima/ komandan di kalangan militer dan kepolisian, tongkat juga di pergunakan rohaniawan, sepeti paus, pendeta, dll.

Tongkat pramuka
Tongkat yang dipergunakan okeh sdang pramuka “biasa” berukuran 160 cm harus multifugsi sesuai dengan uraian diatas, contoh : tongkat pramuka harus dapat di gunakan sebagai alat ukur, senjata terhadap ular atau anjing liar (alat pertahanan), alat kesehatan (tandu/blankar), juga bisa untuk aksesoris.

Tongkat yang di bawa sang pramuka tenyu harus di ketahui manfaatnya, sebagai gambaran aneka manfaat tongkat yang di bawa selau sang pramuka, umumnya tongkat selalu si bawa sang pramuka ada dua macam, yaitu:
  1. TonGkat yang di bawa pemimpin regu
  2. Tongkat yang di bawa para anggota regu
Perbedaan antara keduanya adalah pada tongkat pemimpin regu terdapat : bendera regu, ring untuk mencantolkan wimple, totem (kepala tongkat), dan nama-nama anggota regu. Sedangkan pada tongkat anggota regu tidak ada.

Tongkat sang pramuka pun agar lebih menarik bila dihiasi atau ditulis peristiwa-peristiwa yang berkesan baik regu maupun perorangan. Semakin banyak kreasi semakin menarik tongkat sang pramuka yang yang di bawa dan bermakna bagi yang membawanya, sang tongkat pun bisa menggunakan tali yang berfungsi sebagai tempat menyandarkan tongkat yang lainya. Mebawa tongkat pada waktu berjalan. Talinya dapat berguna untuk keadaan darurat.
Totem atau kepala tongkat bentuknya bermacam-macam sesuai kreasi anggota regu, ada yang berbentuk bola seperti telur, ada yang berbentuk kepala binatang regunya (sesuai nama regu).




Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Share
Read more »

Bung Karno : Pidato Di Depan Pimpinan Pandu Indonesia




Pidato PJM Presiden pada hari Kamis,
tanggal 9 Maret 1961,  djam 20.00 jang
disampaikan kepada Para Pemimpin Pandu
jang mewakili Organisasi-organisasi Kepanduan jang terdapat di Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Ada satu hal yang amat penting, jang hendak saja beritahukan kepada Saudara-saudara sekalian sebagai berikut :

Saudara-saudara sekalian mengetahui, bahwa kita sekarang ini sedang didalam satu revolusi jang maha hebat. Malah satu revolusi jang sebagai saja kata-kan didalam salah satu pidato, lebih besar daripada revolusi lain-lain Bangsa; lebih besar daripada revolusi Amerika abad ke-18; lebih besar dari revolusi Perantjis -achirabad ke-18; lebih besar daripada revolusi Sovjet, ialah oleh karena revolusi kita ini satu revolusi jang kataku tempo hari ber-pantja¬muka, ja- revolusi Nasional, ja, revolusi poltik, ja, revolusi sosial, ja revolusi kebudajaan kultureel, ja, revolusi membangun manusia Indonesia baru; sedangkan revolusi-revolusi-jang lain itu adalah revolusi-revolusi jang eka¬muka, paling-paling revolusi dwi-muka. Tetapi kita punja revolusi adalah satu revolusi pantja-muka, malahan djika memakai bahasa asing, saja katakan bahwa revolusi kita itu adalah satu "summing up of many revolutions in one generation".

Hal ini saudara-saudara, harus saudara mengerti, bahwa revolusi kita revolusi pantjamuka itu bukan revolusi bikinan seseorang Pemimpin. Bukan bikinan saja, bukan bikinan Pandu Agung Sri Sultan, bukan bikinan seseorang pemimpin, tetapi adalah satu revolusi didasarkan tindakan daripada Masjarakat sendiri. Ja - revolusi itu tidak bisa dibendung, sebaliknja revolusi itu tidak boleh tidak harus lahir dan berdjalan. Oleh karena revolusi kita ini - revolusi kita ini revolusi bikinan Masjarakat, lahir dari kandungan Masjarakat, oleh karena itulah, maka didalam revolusi kita ini, laksana terhimpunlah segala gelora kehendak-kehendak "adreng" kata orang Djawa daripada Rakjat Masjarakat itu.

Maka oleh karena itu, maka revolusi kita sekarang ini, saja namakan pula untuk memberikan karakteristik kepadanja "satu revolution of rising demands". Nah, anak kelihatan sedikit mikir. Apa itu rising demands. Revolusi kita itu adalah satu revolusi jang tumbuh dari Masjarakat, jang adalah peng-utara-an daripada segenap keadrengan Masjarakat itu, maka revolusi kita itu boleh dikatakan, makin lama makin berkobar, mulai dengan api ketjil, makin lama makin besar, makin lama makin besar, makin lama makin besar. Adrengnja Masjarakat inilah djuga makin lama makin besar. Revolusi sebagai peng-utara-an daripada kehendak keinginan Rakjat ini, revolusi kita itu menjadi satu revolusi "revolution of rising demands". Rising itu artinya: tambah-tambah-tambah-tambah-tambah-tambah. Demands berarti: tuntutan, djadi bukan sekedar minta. Tuntutan.

Rakjat makin lama makin tambah tuntutannya. Dulu Rakjat misalnja sekedar menghendaki agar supaja bisa makan nasi 2 kali sehari, sekarang tidak. Tuntutan itu sudah berobah 3 kali sehari. Dahulu Rakjat sudah senang, kalau anaknja bersekolah Rakjat. Tidak sekarang ini. Rakjat menghendaki supaja anak-anaknya masuk ke Perguruan Tinggi. Dahulu Rakjat sudah senang djikalau didalam tiap-tiap rumah sudah ada lampu tjempor - tidak gelap, tetapi sudah ada lampu tjempor. Tidak, sekarang ini Rakjat menuntut di-tiap-tiap rumah hendaknja diadakan lampu listrik. Oleh karena itulah oleh karena revolusi kita adalah satu revolusi, satu revolution of rising demands maka revolusi kita ini saudara-saudara achirnja menjadi satu revolusi pembangunan jang sehebat-hebatnja.

Satu revolusi, jang kataku - meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Segenap hal jang olehnja Rakjat derita¬kan berpuluh-puluh tahun, sekarang ini nampak didalam "demands"-nja revolusi itu. Oleh karena itu maka revolusi kita sekarang ini kataku adalah satu revolusi peng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Nah, apa Amanat Penderitaan Rakjat ?

Sudah sering Saudara-saudara mendengar. 
Pertama : Rakjat menghendaki kita hidup merdeka sebagai satu bangsa jang bernegara Republik Indonesia, berwilajah kekuasaan antara Sabang dan Merauke;
Kedua     ; Rakjat menghendaki agar supaja Rakjat itu hidup dalam satu Masjarakat jang adil dan mak
mur, tanpa penindasan dan penghisapan, tanpa - demikian kataku memakai bahasa Perantjis: "Exploitation de l'homme par l'homme".

Ini Amanat Penderitaan Rakjat itu, menjadi amanat, bukan sadja kepada Pemimpin-pemimpin, tetapi seluruh gene¬rasi jang hidup sekarang. Diamanatkan oleh Rakjat, baik jang masih hidup, maupun jang sudah wafat, agar supaja generasi jang sekarang ini, menjelenggarakan apa jang dideritakan oleh Rakjat berpuluh-puluh tahun itu. Amanat Penderitaan Rakjat ini dalam waktu-waktu jang terachir ini digoreskan dengan djelas dalam apa jang dinamakan MANIPOL dan USDEK. Manipol jaitu Pidato Presiden tanggal 17 Agustus lebih 2 tahun jang lalu. USDEK ialah pemerasan daripada Manipol itu. Undang-Undang Dasar 45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Indonesia sendiri.

Hal itu sudah djelas bagi Saudara-saudara sekalian.
Amanat Penderitaan Rakjat jang digoreskan setjara bisa dilihat, bisa dibatja, bisa dimengertikan dalam MANIPOL dan USDEK itu, harus diselenggarakan. Maka oleh karena itu, tempo hari, Negara membentuk Dewan Perantjang Nasional, DEPERNAS dan Dewan Perantjang Nasional ini telah menjusun satu pola pembangunan Nasional Semesta jang terkenal sebagai pola Pembangunan Tahapan Pertama 8 tahun. Untuk dengan penjelenggaraan pola ini segenap apa jang ditjita-tjitakan oleh Rakjat, segenap apa jang dideritakan oleh Rakjat itu, bisa terse¬lenggara. Kita sekarang ini datang pada saat menjelanggarakan pola pembangunan itu. Kita sekarang ini sudah sampai pada saat apa jang menjadi pokok daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Politik harus kita selenggarakan, jaitu memperlengkapi Negara kita agar supaja negara kita ini sesuai dengan apa jang diamanatkan oleh Rakjat dalam penderitaannja, mendjadi satu Negara jang betul-betul berwilajah kekuasa¬an antara Sabang dan Merauke, dengan memasukkan wilajah Irian Barat kedalam wilajah kekuasaan Republik.

Ini adalah amanat jang kita pikul semuanja. Kita menjelenggarakan Masjarakat jang adil dan makmur jang tahapan pertama daripada penjelenggaraan ini tergores dengan djelas didalam pola jang dibuat oleh DEPERNAS, jang garis besarnja kemudian diterima baik oleh MPRS dalam ketetapannja aksara ke-2 romawi. Dus kita ini meng¬hadapi penjelenggaraan dan penjelenggaraan itu, pimpinan putjuknja oleh Lembaga jang tertinggi daripada Tanah¬air, daripada Rakjat kita ini "saja", sajalah oleh MPRS diserahi menjelenggarakan hal ini. Sajalah didjadikan mandataris daripada MPRS Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara itu. Tetapi saja sekedar diberi, ja - mendjadi putjuk pimpinan daripada penjelenggaraan ini. Sebagai tadi kukatakan, penjelenggaraannja ialah oleh seluruh Rakjat Indonesia. Sebagai tadi saja katakan Amanat Penderitaan Rakjat itu diemban, bukan sadja oleh saja sebagai mandataris, bukan sadja oleh Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono, bukan sadja oleh Menteri PP dan K - Dr. Prijono, bukan sadja oleh Menteri Transkopemada Achmadi, tetapi kita sekalian. Ja saja, ja - Sri Sultan, ja - Pak Prijono, ja - Pak Achmadi, ja saudara, ja saudara, ja saudara, ja saudara - kita semuanja.

Disini, dalam hal penjelenggaraan ini, politik, apalagi sosial ekonomis, kewadjiban daripada Pemuda adalah besar sekali. Saudara-saudara sebagai Pandu bergerak dilingkungan Pemuda-pemuda dan saja menghendaki, agar supaja Pemuda pemuda ini semuanja mendjadi penjelenggara dari dari pada Amanat Penderitaan Rakjat. Supaj a Pemuda-pemuda ini benar-benar mendjadi nanti Warga Negara Republik Indonesia jang tiap-tiap Warga Negara adalah penjelenggara daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Pendidikan pada Pemuda dan Pemudi biasanja terletak dalam 3 bidang. Bidang kekeluargaan disitulah sang anak dididik, sehingga mendjadi manusia jang sedjati. Dalam pengertian kita ialah bukan sekedar manusia jang sedjati, tetapi djuga Warga Negara jang sebaik-baiknja. Dibidang Sekolahan anak dididik didalam sekolahan-sekolahan itu. Ada bidang jang ke-3. Bidang ke-3 ini ialah apa jang lazim dinamakan KEPANDUAN.

Dibidang keluarga Negara memberi didikan sedapat mungkin djuga kepada orang-orang tuanja sehingga seluruh rakjat Indonesia itu berdjiwakan MANIPOL USDEK, sehingga orang-orang tua ini memberi didikan kepada anak¬anaknja djuga mendjadi orang orang jang djiwanja adalah manipol usdek - Pantjasila dan lain-lain sebagainja.

Dibidang sekolah demikian pula dengan gembira tetapi belum dengan puas boleh kita konstateer bahwa sekarang ini sudah banjak sekali putera-putera dan puteri-puteri Indonesia duduk dibangku sekolahan. Mitsalnja long mengenai sekolah rakjat. Dahulu dalam djaman Belanda hanja tiga perempat djuta murid-murid sekolah rakjat diseluruh Indonesia, seluruh Nederlandsch Indie. Sekarang ini djumlah murid-murid sekolah rakjat sadja, Negeri¬nja - Sekolah rakjat Negeri opmerking Pak Prijono - Menteri P.P. dan K - sudah hampir mentjapai 9 djuta. Negeri, sekolah rakjat Negeri. Kalau ditambah dengan sekolah rakjat swasta, mendjadi hampir 16 djuta. Belum djumlah murid-murid sekolah landjutan, belum mahasiswa mahasiswi. Pendek didalam perbidangan pendidikan anak-anak kita dalam sekolah-sekolah kita sudah boleh mengatakan bahwa kita ini telah mentjapai hatsil jang,lumajan, belum memuaskan, tetapi sudah lumajan.

Tetapi dalam perbidangan kepanduan, tjoba lihat, bukan sadja rakjat Indonesia jang 92 djuta djumlahnja itu, berapa anak-anak jang sebenarnja harus mendjadi pandu. Ambil dari umur 6 tahun, sampai umur 22 lah. Kalau kita hitung djumlah kepala anak-anak kita laki dan perempuan antara 6 tahun dan 22 tahun, sedikitnja adalah 20 djuta. Tapi daripada 20 djuta ini, berapa jang mendjadi pandu ?

Limabelas tahun sesudah kita mengadakan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, berapa djumlah pandu kita? Ja pandu jang di Kotaradja, ja di Medan, ja di Pematangsiantar, ja di Padang, ja di Palembang, terus seluruh Indonesia sampai ke Tual, dekat Irian Barat. Berapa djumlah Pandu kita? Kalau saudara-saudara belum mengetahui, hitung punja hitung, djumlah punja djumlah, gunggung punja gunggung, tidak melebihi setengah djuta. Padahal jang sebetulnja Pandu-fehig jaitu jang musti mendjadi Pandu, kataku tadi sedikitnja 20 djuta.

Kalau saudara-saudara ingin mendapat angka jang exact 23 koma sekian djuta. Jang mendjadi Pandu hanja setengah djuta, belum sampai djuga. Lha ini ada, ada sebabnja. Apa ini sebabnja ini? "There must be something wrong" didalam kepanduan Indonesia. Limabelas tahun kita bekerdja, limabelas tahun kita membangun perumah¬an kepanduan ini itu, ini itu, hatsilnja tjuma setengah djuta, itupun belum sampai, hampir-hampir setengah djuta. There is somethin wrong didalam kepanduan Indonesia ini? Dan setengah djuta itu termasuk didalam organisasi kepanduan berapa ?

Huh, huh huh huh huh huh. Saja kira Pandu Agung kita tidak akan salah kalau saja berkata: hampir-hampir 60 buah, ja pandu ini, ja pandu itu. 60 buah organisasi pandu, dengan djumlah zegge en schrijve tidak lebih dari setengah djuta. Nah   there is something wrong. Pokoknja daripada ke-"wrong"-an salahnja itu ialah Kepanduan kita sekarang ini tidak sesuai dengan "ke-adrengan" rakjat ini tadi. Rakjat menghendaki agar supaja amanat penderitaan rakjat diselenggarakan baik politis maupun sosial-ekonomis. Hee   Kepanduan kepanduan kita jang 50, 60 djumlah organisasi itu sama sekali tidak ada resonansi kepada hal hal jang ditjita-tjitakan, jang dibutuhkan oleh rakjat ini. Rakjat menghendaki kita industrialisasi mitsalnja. Mana organisasi kepanduan kita jang bisa kita anggap lha ini nanti jang mendjadi kader industrialisasi. Rakjat menghendaki kitamakan 3 kali nasi satu hari dus produksi beras harus sekian.

Mana Pandu kita jang tahu hal pertanian beras, padi, djagung. Rakjat menghendaki supaja kita ini betul-betul hidup nanti didalam satu masjarakat jang merdeka, tanpa "exploitation de l'homme par l'homme", satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat jang sosialis Indonesia. Tapi pandu-pandu kita kebanjakan dari pandu-pandu kita ini didik ja biasalah  - touwknopen, bisa mengikat tali, bisa berkemah, bisa mendjadi - kata orang Belanda - Woudlopers    ho bisa menjusur djalan hutan    o  Kalau hal woudloper, kita ini sebelum ada kepanduan kita. ini memang dari dahulu sudah woudloper saudara saudara. Woudloper artinja ini saja ahli berdjalan dihutan hutan. Sebaliknja aku bisa memberitahu kepada saudara-saudara kekagumanku kalau aku melihat peri-kehidupan organisasi pemuda diluar negeri. Saja bukan orang Komunis, tetapi saja sering mendatangi Negara-negara jang dinamakan Negara-negara Komunis    wah    kagum kalau saja melihat.

Pernah saja datang mitsalnja didalam rumah pemuda pemudi di Svetlotsk, atau di Sjanghai atau dipaling achir ini di Sofia    kagum-kagum. Saja melihat pemuda pemudi jang berumur 12-13 tahun berkerumun, sedang apa mereka itu membikin maquette dari pada satu hydro-electric plant. Hydro-electric plant jaitu    hydro itu air, electric listrik, plant itu pabrik    pabrik listrik jang didjalankan oleh tenaga air. Mereka membikin maquette, mereka mengetahui bahwa agar supaja kita nanti      agar supaja bisa membangunkan listrik. Air sungai ini dibendung dam lantas mereka membikin bendungan airnja. Dari bendungan itu ada pipa kebawah jang harus ada perbedaan antara muka air atas dan muka air jang bawah itu sekian. Disana ada kintjir, kintjir itu berdjalan karena tenaga air. Djadi pokok-pokok dari pada hydro-electric plant anak-anak jang umur 12 tahun ini  mengerti, bukan sadja mengerti malahan mereka menjelenggarakan membikin hydro electric plant ketjil-ketjilan. Saja melihat itu kintjirnja itu dibawah berdjalan, Sang Pandu jang umur 12 tahun itu menerangkan nah ini 
kintjir ini lantas membangunkan tenaga listrik. Saja pernah datang didalam satu zaal jang sekian besarnj a - oh    itu djalan kereta api ada setasionnja ada weselnja ada lokomotifnja ada ininja dan itunja, mereka mengerti hal kekeretaapian, mengerti hal rahasia uap, mengerti hal rahasia listrik.

Pandu kita apa paling-paling pandai      yell, yell, yell. Pandu-pandu paling-paling pandai mendjadi
woudloper, kataku tadi, orang hutan. Dan karena itu aku berkata: Oleh karena kepanduan Indonesia ini didalam lima belas tahun ini tidak memenuhi kebutuhan tjita-tjita rakjat, tidak memenuhi apa jang mendjadi penderitaan rakjat, maka itu hatsilnja limabelas tahun bekerdja, hanja hampir setengah djuta Pandu kita. Saja sendiri saudara-saudara melihat orang tua minta anaknja keluar dari Kepanduan, karena is tidak puas. Pandu-pandu sendiri sudah masuk minta keluar lagi, karena tidak puas. Terdjadi pula dengan anakku sendiri. Anakku sendiri dahulu saja suruh masuk kepanduan, jang mereka giat di Kepanduan 6 bulan, kemudian keluar  Kena apa ? ......  Pak, apa itu kepanduan itu, nggak bisa tahu beladjar apa-apa.

Nah, maka oleh karena itu aku sekarang ini saudara2 sebagai Mandataris MPRS, jang harus menjelenggarakan segala sesuatu agar supaja program jang disusun oleh MPRS bisa berdjalan, agar supaja Amanat Penderitaan Rakjat bisa berdjalan, perlu mengambil tindakan2 untuk memperbaiki hal jang "Wrong" di dalam alam kepanduan itu. Ternjata 60 organisasi itu tidak benar, artinja masak kita satu bangsa jang menghadapi Amanat Penderitaan Rak jat mem punjai 60 djumlah organisasi kepanduan. Ini harus diretool. Harus diretool, didjadikan satu organisasi sadja dan didalam satu organisasi ini maka diberi isi jang lain daripada jang dahulu. Bukan sekadar touwknopen, bisa apa itu bahasa Indonesianja-mbundelken tali dan melepaskan tali lagi, bukan sekadar bisa yell bukan sekadar sadja bisa woudloper tidak  Saja menghendaki agar supaja semua pemuda pemudi Indonesia ini dididik agar supaja nanti bisa mendjadi kader dari pada pembangunan baik pembangunan politik maupun pembangunan sosial ekonomis, jaitu pembangunan pelaksanaan daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Enam puluh ganti, robah menjadi satu. Dan saja sudah mengadakan pembitjaraan jang mendalam sekali dengan Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono, dengan Dr. Azis Saleh Brigadir Djendral kita jang sangat sekali banjak bergerak didalam alam kepanduan, dan malah saja telah minta kepada Bapak dua orang ini agar supaja memberi tahukan idee pemersatuan itu kepada seluruh dunia kepanduan. Enam puluh organisasi kepanduan hendaknja dirobah mendjadi satu organisasi sadja. Satu organisasi berdasarkan atas Pantjasila. Satu organisasi jang berdasarkan atas silanja seluruh Negara Republik Indonesia, seluruh rakjat. Indonesia, seluruh bangsa Indonesia. jaitu Pantjasila.

Putjuk pimpinanja pun satu. Saja sendiri akan mendjadi Pemimpin Tertinggi daripada kepanduan jang satu ini, dengan ini saja minta dibantu oleh Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono. Satu organisasi dengan putjuk pimpinan satu, jaitu saja dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono, berdasarkan atas Pantjasila, bertudjuan membangun membentuk kader jang tjakap, kader jang bersemangat, kader jang mengerti daripada penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat.

Satu organisasi ini sudah njata saudara2, perlunja. Supaja benar2 kita bisa memberi pimpinan kerahan tenaga jang se-baik2 nja. Dalam limabelas tahun ini saudara2, kita telah mengalami pengalaman2 jang pahit. Antara pengalaman2 jang pahit2 itu ialah bahwa sistim federasi ternjata tidak tepat. Sistim federasi terutama sekali didalam alam revolusi kita sekarang ini jang makin lama makin membumbung. Kita di-mana2 saudara bekerdj a untuk memusatkan segenap tenaga. Didalam alam kepanduanpun, segenap tenaga itu harus dipusatkan. Kita harus meninggalkan sistim federasi. Saja harap agar supaja kepanduan2 ini organisasi2 nja meleburkan dari dan oleh karena tadi saja sudah berkata, "Satu", maka saja sebagai Presiden, Panglima Tertinggi, Peperti, Mandataris dari pada MPRS, bahkan jang oleh MPRS dinamakan Pemimpin Besar Revolusi, akan melarang, sesuatu kepanduan diluar dari pada jang satu ini.

Nanti djikalau sudah dilebur kepanduan2 ini hanja ada satu; diluar jang satu ini tidak boleh, dilarang.
Jang terang2 an pandu dilarang, diluar satu itu, jang gecamou-fleerd - pura2- Pandu atau bukan Pandu tetapi sebetulnja gerakan jang sedemikian, pun akan saja larang. Ini tjamkan, saudara2. Tidak boleh ada sesuatu organisasi Pandu diluar jang satu ini, tidak boleh ada sesuatu organisasi - ja nanti barangkali namanja dikatakan organisasi pemuda, jang sebenarnja adalah camauflage dari pada kepanduan diluar ini.

Hanja satu ini saudara2 : Berdasarkan Pantjasila, bertudjuan untuk membentuk warga negara bagi penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat. Namanja satu. Oleh karena organisasi2 satu namanjapun satu. Dan nama ini harus sesuai dengan kepribadian Indonesia.Tadi sudah saja katakan, kita ini berdiri di atas USDEK. K- Kepnibadian Indonesia. Namanjapun harus satu nama jang sesuai dengan Kepribadian Indonesia. Dan saja kira untuk nama itu nama PRAMUKA adalah baik. Djadi nanti, hanja ada satu organisasi PRAMUKA. Saja sebagai tadi saja katakan, telah minta kepada Sri Sultan Hamengku Buwono dan Brigadir Djenderal Azis Saleh, untuk memberikan tahu konsepsi ini kepada seluruh kepanduan Indonesia dan baik Sri Sultan Hamengku Buwono maupun Brig.Djen. Azis Saleh telah memberi chabar kepada saja, kabar jang amat menggembirakan, bahwa pada prinsipnja semua organisasi kepanduan di Indonesia jang 60 buah ini setudju. Setudju untuk melebur¬kan diri dalam stu organisasi kepanduan jang bernama PRAMUKA.

Maka sekarang saudara2 karena meurut Sri Sultan dan Brig Djen. Azis Saleh sudah njata bahwa pada prinsipnja seluruh sudah seluruh kepanduan, organisasi kepanduan telah setudju kepada peleburan ini, maka seka¬rang saja dijadikan tjita2 konsepsi ini satu perintah. Saja sebagai Presiden, sebagai Panglima Tertinggi, sebagai Mandataris, sebagai Peperti, sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai jang diberikan titel itu kepada saja oleh MPRS, memerintahkan sekarang kepada seluruh kepanduan Indonesia, untuk meleburkan diri didalam satu organisasi baru jang bernama PRAMUKA. Dengan saja sendiri sebagai PANDU TERTINGGI atau PRAMUKA TERTINGGI, dengan dibantu oleh Sri Sultan Hamengku Buwono.

Untuk menjelenggarakan perintah ini, saja membentuk satu panitia penjelenggaraan. Terdiri dari 4 orang. Panitia penjelenggaraan itu ialah terdiri dari pada Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PP dan K Dr. Prijono, Menteri Brigadir Djenderal Dr. Azis Saleh, Menteri Achmadi. Kepada 4 orang ini saja pertjajakan sekarang penjelenggaraan dari pada perintah saja ini. Saja ulangi, Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PP dan K, Menteri Brigadir Djenderal Azis Saleh, Menteri Achmadi. Empat orang, menjelenggarakan agar supaja dalam waktu jang singkat semua organisasi kepanduan meleburkan din dalam gerakan PRAMUKA, berdasarkan Pantjasila, bertudjuan membentuk kader penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat.

Saja harap agar supaja nanti pada tanggal 17 Agustus 1961 sudah tampak oleh    pemuda pemudi
PRAMUKA ini berbaris dengan sigap. Bukan sadja di Djakarta, tetapi diseluruh tempat2 jang penting di Indonesia. Sehingga seluruh rakjatpun melihat bahwa kita sekarang ini dalam penjelenggaraan dari pada apa jang diamanatkan oleh rakjat Indonesia itu, didalam penderitaannja jang berpuluh2 tahun. Inilah amanatku kepada saudara2 sekalian.

Sekarang saudara2 sekalian, sesudah amanat dan perintah saja ini, berpalinglah muka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PPK, Menteri Azis Saleh, Menteri Achmadi. Diselenggarakan perintah saja ini dan saja tadi harapkan tanggal 17 Agustus sudah tampak PRAMUKA berjalan.


Sekian.
Disalin dari "rekaman"
oleh : Sekretariat PERKINDO.
Djakarta, 10 Mart 1961.


Sumber : http://www.ensiklopediapramuka.com
Buku, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1977 
http://ensiklopediapramuka-apps.blogspot.com/2012/10/bung-karno-pidato-di-depan-pimpinan.html



Catatan redaksi :
Naskah Pidato ini ditulis dengan ejaan lama yang berlaku sebelum ada ejaan yang disempurnakan (EYD) yang sekarang berlaku dalam penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia. Perubahan tsb adalah :  ejaan lama (tj) - ejaan baru menjadi (c). Ejaan lama (dj) ejaan baru  menjadi (j), ejaan lama (j) menjadi (y).
Share
Read more »

Sejarah Lahirnya Gerakan Pramuka




Gerakan penentangan terhadap pendirian Gerakan Pioner Muda oleh PKI telah menyatukan tokoh-tokoh Kepanduan saat itu. Pada tanggal 9 Maret 1961 para Pemimpin Pandu yang mewakili organisasi-organisasi kepanduan nasional Indonesia yang ada, dipimpinan Pandu Agung Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX  menghadap Bung Karno memohon agar bersedia  mengamanatkan kepada  semua organisasi kepanduan yang ada untuk meleburkan diri dalam satu wadah organisasi kepanduan nasional, yaitu satu Organisasi  Kepanduan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang isi dan arah kegiatannya sesuai dengan kebutuhan bangsa dan negara yang sedang membangun  mengisi cita-cita kemerdekaan  17 Agustus 1945.

Permohonan dari para pimpinan Gerakan Kepanduan di atas disetujui oleh  Bung Karno selaku selaku Presiden Republik Indonesia. Beliau mengamanatkan kepanduan yang  harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti,  seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut   Pramuka.

9 Maret 1961  Presiden/Mandataris MPRS berpidtaor di Istana Negara dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia. Ddalam  pidatonya Bung Karno  menggariskan agar pada peringatan\Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1961, Gerakan Pramuka sudah  ada dan dikenal oleh masyarakat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

9 Maret 1961  Presiden/Mandataris MPRS berpidtaor di Istana Negara dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia. Ddalam  pidatonya Bung Karno  menggariskan agar pada peringatan\Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1961, Gerakan Pramuka sudah  ada dan dikenal oleh masyarakat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

5 April 1961   terbitlah Keputusan Presiden RI  tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan Untuk melaksanakan semua itu, Presiden  menunjuk panitia kerja yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.

11 April 1961, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961       tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang menyempurnakan Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961. Berdasarkan Keputusan baru tersebut Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono,   Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

 20 Mei 1961 keluar Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya       organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan Tugasnya. Peristiwa ini oleh Gerakan Pramuka dimaknai sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. Dengan demikian tanggal 20 Mei bagi Gerakan Pramuka memiliki dua makna yaitu sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Permulaan Tahun Kerja.

Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka berhasil menyelesaikan tugas menyusun  Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang salah satunya pasalnya menyebutkan bahwa pimpinan Gerakan Pramuka dipegang Oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian, yang disebut dengan Badan Pimpinan Pusat Gerakan Pramuka. Badan Pimpinan Pusat  disusun disusun secara simbolis dengan mengambil angka keramat 17-8-‘45, yaitu  Mapinas beranggotakan 45 orang, 17 orang duduk sebagai pengurus Kwarnas, 8 orang duduk sebagai pengurus Kwarnari atau Kwarnas Harian.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI  Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

30 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan di Indonesia menerima hasil kerja Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka dan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka yang baru. Peristiwa tersebut dilakukan di Istana Olahraga Senayan dan  kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

14 Agutus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia, baik  di Ibukota Jakarta maupun kota-kota penting lain di Indonesia.. Di Jakarta sekitar 10.000 Anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana Negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peristiwa  tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian ditetapkan sebagai HARI PRAMUKA dengan Keputusan Presiden No. 441 Tahun 1961, yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Sumber,
Buku "Patah Tumbuh Hilang Berganti"  Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, tahun 1987. Share
Read more »

Baris-berbaris dalam Pendidikan Kepramukaan

Share
Read more »

Baris-berbaris dalam Pendidikan Kepramukaan



Pengantar
Latihan baris berbaris merupakan salah satu cara untuk menanamkan  rasa disiplin, kebiasaan hidup tertib, memupuk kerjasama dan keleluargaan, serta memupuk sikap bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Disiplin terutama disiplin pribadi merupakan salah satu bentuk untuk menunjukkan citra seorang Pramuka. Oleh karena itu pembentukan dan penanaman sikap disiplin merupakan salah satu tuntutan yang wajib dipenuhi oleh Gerakan Pramuka dalam usahanya menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan rokhani dan jasmani para anggotanya.

Para Pembina Pramuka dituntut untuk mampu menyelenggarakan berbagai bentuk latihan yang menarik, di alam terbuka dan mampu memupuk disiplin dan kerjasama kelompok. Baris berbaris dengan berbagai aturan dan variasinya merupakan salah satu materi yang tepat untuk pendidian disiplin dan kerjasama kelompok.

Penyajian
Kegitan Baris Berbaris dalam Kepramukaan akan disajikan dalam bentuk :
  • barisan atau pasukan yang menggunakan tongkat pramuka.
  • barisan atau pasukan tanpa menggunakan tongkat pramuka.
Aba-aba
Aba-aba Baris Berbaris dalam Kepramukaan dapat mengacu pada :
  • tata cara aba-aba dari ABRl, untuk aba_aba dengan lisan.
  • tata cara aba-aba yang lazim dipakai oleh Gerakan Pramuka, sepertt aba-aba dengan peluit dan aba-aba dengan tangan.
Penyelenggaraan
  • Dalam bentuk eksebishi. Eksebishi/pertunjukan Baris-berbaris dengan tongkat atau tidak dengan tongkat dapat disajikan untuk sebuah eksebishi di depan umum, misalnya dalam rangka peringatan hari Pramuka, Ulang tahun Gugusdepan, Upacara HUT Kemerdekaan, Ulang tahun Kota/Daerah. Eksebishi semacam ini sangat penting sebagai bagian dari "unjuk kelebihan dan ketrampilan" anggota Pramuka di dihadapan masyarakat umum.
  • Dalam bentuk lomba. Loma Baris-berbaris dapat dilaksanakan dengan kritera memakai tongkat atau tidak dengan tongkat. Lomba ini bisa menjadi bagian dari peringatan hari Pramuka, Ulang tahun Gugusdepan, partisipasi Pramuka pada peringatan Upacara HUT Kemerdekaan, Ulang tahun Kota/Daerah, atau juga bisa menjadi bagian dari acara Jambore/Raimuna di berbagai tingkatan wilayah. Kriteria penilaian Lomba Baris Berbaris, paling tidak terdiri dari :
               1.  Keseragaman berpakaian para anggota pasukan.
               2.  Kekompakan gerak dan kerapian berbaris.
               3.  Semangat dan sikap para anggota pasukan.
               4.  Sikap penampilan perorangan.
Narasumber
Untuk melatih baris berbaris anggota gugusdepan atau kelompok gabungan dari beberapa gugusdepan yang tergabung dalam sebuah kwartir baik untuk keperluan lomba maupun eksebishi Para Pembina Pramuka dapat menjalin kerjasama dengan Lembaga TNI atau Kepolisian sebagai pelatih/narasumber.



Sumber :Petunjuk Pelaksanaan Baris Berbaris, Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1981
Dalam rangka Lomba Ketangkasan Baris-berbaris Jamnas 81.
Share
Read more »

Baris-berbaris : Bentuk Barisan dengan Isyarat Tangan




Pengantar
Bentuk barisan dengan isyarat tangan merupakan metode baris berbaris dalam pendidikan kepramukaan yang sangat penting untuk menanamkan sikap disiplin, kerjasama, kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap penuh tanggungjawab untuk menjaga reputasi kelompok (regu/sangga). Kegiatan ini merupakan jenis kegiatan membentuk formasi berbagai bentuk barisan yang disesuaikan dengan isyarat tangan oleh Kakak Pembina, Pembantu Kakak Pembina, Pemimpin Sangga atau  oleh berbagai pihak lain yang menjadi pemimpin barisan.

Baris berbaris membentuk barisan dengan isyarat tangan bisa dilombakan antar gugusdepan maupun antar kwartir. Kegatan ini juga bisa menjadi sebuah eksebishi yang menarik kepada masyarakat luas karena akan dapat mencerminkan sikap sikap disiplin, kerjasama, kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap penuh tanggungjawab para anggota Pramuka. Perubahan dari satu formasi ke formasi lain akan membentuk sebuah pertunjukan yang sangat menarik dan penuh kecermatan.

Fungsi
Pembentukan formasi barisan berfungsi untuk berbagai keperluan, misalnya keperluan upacara pembukaan latihan dan penutupan, persiapan lomba, persiapan permainan, persiapan pengumuman/penjelasan, dsb.

Jenis
Bentuk Barisan dengan isyarat tangan, terdiri dari jenis-jenis sbb : Angka Re, Berderat, Lingkaran Besar, Lingkaran Kecil, Setengah Lingkaran, Barisan Terbuka, Barisan Tertutup, Barisan Perlombaan, Barisan Bentuk Panah/Ruji-ruji, Barisan Selat, Barisan Selat Balik, Barisan Bentuk Roda, Barisan Berbanjar.

Bentuk gambar



















Selamat berlatih, salam pramuka. Share
Read more »

Bale Ka Atas

 
abis baca komentar sadiki jua | biar katong baku kanal | salam hangat | par dong samua