-Iyut Fitra & Afrizal Malna-
ada senja yang tak sempat dicatat. ketika kita melangkah bersama
dihamparan daun-daun kering
tempat dimana kita senantiasa bermimpi matahari. bayang-bayang kisah
langit biru berawan antara daun-daun pala
seperti permadani melapisi tanah dalam hutan
dari gelisah seorang pelaut yang lupa arti pulang
memperpanjang jejaknya hingga ke kotaku,
tempat orang-orang datang dan pergi
apakah kita bisa membuat arsitektur keheningan?
sebuah janji atau mungkin kebimbangan
biarlah ia bercerita seperti afrizal meminta pala
dengan perih yang sama seperti pantun yang memuja kedamaian
dimulai dari sini: kisah seorang yang terus berlari
luka itu masih kusimpan. pada anak-anak kelak kuceritakan
biar mereka mengerti makna perjuangan!”
juga sejarah nenek moyang yang tak hanya mimpi
jarak memang melempar kita pada alamat masing masing
kau di sumatera dan aku telah pulang ke laut alamat asalku
tepat seperti yang kita pahami dan sama mengerti
indonesia tanah air beta. yang dinyanyikan pengamen tua itu
adalah juga sebagian luka yang kusimpan sejak dulu kala
sejak merdeka dan tak menjadi nusantara
DINO UMAHUK
Ternate, 21 Januari 2012
0 komentar:
Post a Comment