Arya Dwipangga Adalah kakak Kamandanu. Dia gemar bersyair dan merayu para wanita
dengan syair-syairnya itu. Dia mudah jatuh cinta pada perempuan cantik,
meskipun perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pertama dia merebut Nari
Ratih dan menikahinya. Dari pernikahannya dengan Nari Ratih Arya
Dwipangga memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Panji Ketawang.
Beberapa tahun kemudian Dwipangga bertemu dengan Mei Shin. Arya
Dwipangga langsung jatuh cinta pada Mei Shin. Lagi-lagi Arya Dwipangga
tidak berduli kalau Mei Shin adalah kekasih Kamandanu. Seperti biasa
Arya Dwipangga menggunakan syair-syairnya untuk memikat Mei Shin. Namun
kali ini syair-syair Arya Dwipangga tidak mampu memikat Mei Shin.
Akhirnya Arya Dwipangga menodai Mei Shin dengan menggunakan obat
perangsang, sehingga Mei Shin mengandung dan kemudian melahirkan seorang
anak perempuan bernama Ayu Wandira.
Kamandanu sangat marah atas perbuatan Dwipangga itu. Dihajarnya
Dwipangga hingga tangannya menjadi cacat. Merasa sakit hati Arya
Dwipangga melaporkan Mei Shin kepada pemerintah Kediri, sehingga rumah
Empu Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar. Juga Empu Hanggareksa tewas
dalam kejadian itu.
Arya Dwipangga mabuk-mabukan dan menyiksa Nari Ratih hingga tewas.
Kamandanu murka untuk kedua kalinya. Arya Dwipangga dihajarnya lagi
hingga jatuh ke sumur tua. Di dalam sumur tua itu Arya Dwipangga bertemu
dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Watukura. Watukura
mengajarkan Arya Dwipangga jurus Kidung Pamungkas dan jurus Pedang
Kembar. Setelah beberapa tahun lamanya Arya Dwipangga keluar dari sumur
tua itu. Dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Semua orang yang
bertemu dengannya pasti mati. Setiap akan melakukan pembunuhan,Arya
Dwipangga selalu bersyair, sehingga dia mendapat julukan Pendekar Syair
Berdarah.
Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi dengan Kamandanu di desa
Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak beradik itu
bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu mengalahkan
Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.
Arya Dwipangga bertemu dengan Empu Lunggah. Seperti biasa nafsu
membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya melawan Empu Lungga, karena
Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu sebuah ilmu yang dapat
menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga kehilangan
kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti
lagi.
Tak lama kemudian mata Arya Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena
kutukan seorang pertapa yang bernama Resi Wisambudi yang telah
dibunuhnya.
Arya Dwipangga menyesali semua dosa yang pernah diperbuatnya. Dia
ingin bunuh diri, tapi tidak berhasil. Keadaan Arya Dwipangga tak
ubahnya seperti pengemis. Dalam keadaan seperti itulah Arya Dwipangga
bertemu kembali dengan Mei Shin yang saat itu sudah menjadi tabib
terkenal. Awalnya Mei Shin tidak mau menolong Dwipangga, karena hatinya
masih terluka akibat ulah Dwipangga yang telah merusak hidupnya. Namun
lama-lama Mei Shin kasihan juga pada Arya Dwipangga. Arya Dwipangga
akhirnya dibawa ke tempat tinggal Mei Shin.
Dalam Mahkota Mayangkara, yang merupakan lanjutan Tutur Tinular, Arya
Dwipangga menikah dengan Mei Shin. Pernikahan itu terjadi karena
desakan Ayu Wandira yang menginginkan kedua orangtuanya bersatu. Tentu
saja pernikahan itu hanya formalitas saja, karena Mei Shin tetap tidak
mau hidup bersama Arya Dwipangga.
Setelah Mei Shin meninggal Arya Dwipangga kembali hidup
terlunta-lunta. Namun pada suatu hari Arya Dwipangga bertemu dengan
Prabu Jayanegara yang sedang berburu. Prabu Jayanegara tertarik dengan
kemampuan Arya Dwipangga bersyair. Akhirnya Arya Dwipangga diangkat
menjadi seorang pujangga istana yang bertugas membacakan syair di depan
raja. Dia mengganti namanya menjadi Resi Mahasadu.
0 komentar:
Post a Comment