LAUT YANG TENANG TAK AKAN MENGHASILKAN PELAUT YANG TANGGUH

Saturday, January 11, 2014

negeriku Iha Ulupia


AssalamualaikumWr.Wb


sedikit mengenang tentang sepetak pulau yang sangat berjasa telah mau menerima saya lahir kedunia, sepetak pulau yang sudah membesarkan ibu saya, dan sepetak pulau yang juga telah memberi saya banyak ilmu dengan segenap ketulusan nya.

Teringat masa kecil di desaku. Desa Iha Ulupia namanya. Sebuah desa yang begitu sederhana di Nusa Ina. Desaku terletak di bagian Barat agak ke selatan Pulau Seram, berseblahan dengan Desa Luhu hingga orang lebih mengenalnya dengan sebutan IHA LUHU, hamparan laut yang begitu luas membentang di hadapannya membuat desaku tak lekang oleh Tiupan Angin dari Tenggara, Timur dan Barat di segala musim, karenanya para lelaki hebat di desaku adalah pelaut pelaut tangguh.



Walaupun pengaruh gaul kota dan moderenisasi sudah sampai di desaku, namun desaku adalah salah satu yang masih menjalankan hukum cambuk seperti di Aceh, nah !! bisa di bayangkan kan?? Bagaimana kami menjaga dan melstarikan Adat dan Budaya warisan Leluhur kami.


Bebarapa bulan yang lalu desaku menjadi trending topic media catak dan elektronik di Maluku karena konflik dengan desa Tetangga, dimana media media di Maluku meyebutkan bahwa desaku Adalah Biang konflik, desaku yang menyerang duluan, orang orang di desaku sadis dan lain lain. Sungguh sesuatu yang tak sesuai dengan kenyataan, para lelaki hebat dan pemuda pemuda perkasa di desaku hanyalah menjalankan kewajiban mempertahankan satu jengkal tanah dan Harga diri serta kehormatan kami, bagi kami Parang  tidak hanya dapat diartikan secara sempit sebagai simbol dari kekerasan, dimana apapun yang terjadi Parang  akan berbicara, akan tetapi ini adalah simbol untuk untuk menaklukkan dunia bagi kami, parang menjadi senjata untuk menaklukkan ganasnya Ewang-ewang di belantara Nusa Ina, dengan parang kami jaga dan kami pelihara setiap benih cengkeh, pala dan sagu demi kemakmuran kami.


Desa Iha Ulupia menyimpan banyak sweet memory tentang aku, mimpiku juga sahabat-sahabat kecilku. Di sana dulu ada kebun kakeku di ja’ala. Di kebun itu aku suka main kejar-kejaran, perang-perangan, dan menikmati masa kecil bersama kawan-kawan. Selain itu bermain kelereng, gasing dan bola di bawah pohon Asam di samping pemandian Umum dekat pantai adalah hal yang masih ada dan di mainkan oleh adik adikku sekarang, Sepulang sekolah dulu aku juga punya jadwal ngaji yang walupun tidak sampai selesai (khatam) aku tidak pernah bolos, Sungguh pengalaman indah yang tidak akan pernah terlupakan.


sepenggal kenangan masa kecil itu membuat saya sekarang sadar,  walaupun sederhana, mimpi-mimpiku tumbuh dari desa itu. Desa yang telah mengajariku tentang arti kehidupan. Desa yang telah mengajariku nilai-nilai kearifan. Desa yang telah mengajariku untuk pantang menyerah. Desa sederhana yang penuh inspirasi. Di situlah tumbuh mimpi-mimpiku bersama kenangan-kenangan indah tak terlupakan. Tentang anak kecil yang bermimpi besar.

Dulu aku sempat jatuh pesimis ketika orang-orang mengejekku dengan ego mereka. Namun desa itu seperti menyimpan energy yang terus memacu semangatku. karena orang orang terdahulu di desaku adalah petarung petarung sajati, pejuang pejuang tangguh yang sanggup menaklukan ewang nusa ina dan menjinakakkan ganasnya gelombang serta angin timur. “Jangan pedulikan ejekan orang-orang di sekelilingmu. Mereka hanya bisa melihat penampilan luarmu. Mereka tidak tahu apa isi hatimu. Jadi maju terus pantang mundur, Nak. Suatu saat kamu pasti bisa menjadi orang besar bersama dengan mimpi-mimpimu” begitulah sepenggal nasehat dari orang orang hebat di negeriku.

life must go on !

0 komentar:

Bale Ka Atas

 
abis baca komentar sadiki jua | biar katong baku kanal | salam hangat | par dong samua